Budaya
adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai
harganya. Dan budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Budaya
Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam, budaya itulah yang seharusnya kita
jaga dan kita lestarikan agar tidak punah ataupun diklaim negara lain.
Setiap kebudayaan di
Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan kebudayaan itu tercipta dan
tercermin dari berbagai aspek kehidupan suatu daerah tersebut. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural
Determinism.
Salah
satu dari ragam kebudayaan di Indonesia adalah kebudayaan Jawa, yang
menghasilkan karya seni Wayang. Pertunjukan
wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya
kebudayaan Indonesia yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan
yang indah dan berharga
( Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity ).
Ada empat jenis wayang menurut
bahan pembuatannya, yaitu :
·
Wayang Kulit
·
Wayang Kayu
·
Wayang Orang
·
Wayang Rumput
Wayang
kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa.
Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual,
dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Namun ada juga yang mengartikan wayang adalah
istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena
penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya
saja.
Sedangkan Kulit adalah bahan dari
pembuatan wayang, yang dibuat dari kulit kerbau, kulit sapi maupun kulit
kambing yang sudah diproses menjadi kulit lembaran.
Wayang kulit dimainkan oleh seorang
dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi
oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang
dinyanyikan oleh para pesinden.
Wayng
kulit biasanya dipentaskan pada momen-momen penting tertentu, bahkan terkadang
ada juga yang mementaskan pada setiap ada even yang diselanggarakan. Seperti pada
even pernikahan, pergantian jabatan maupun naik tahta, khitanan, pesta panen
dan lain sebagainya. Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan
timur, sedangkan wayang golek lebih populer di daerah Jawa Barat.
Dalang
memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain
putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak,
sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat
bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang penonton
harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di
layar.
Secara
umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak
dibatasi hanya dengan standard tersebut, dalang bisa juga memainkan lakon lain
yaitu beberapa cerita diambil dari cerita Panji. Alasan mengambil cerita-cerita
Panji yakni cerita leluhur-leluhur Majapahit dikarenakan agar lebih menjawakan
budaya wayang. Budaya wayang dengan mengambil cerita Panji ini telah dimulai
sejak awal Kerajaan Majapahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar