Komunikasi organisasi adalah proses
pertukaran informasi yang berupa pesan, ide, gagasan dari komunikator kepada
komunikan (anggota organisasi) yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan
yang besar dan luas dengan menggunakan media (memo internal, e-mail, dan
konferensi jarak jauh) agar menghasilkan umpan balik dari anggota organisasi
tersebut dengan melewati batasan-batasan gangguan komunikasi (noise) dengan
tujuan untuk mencapai proses komunikasi yang efektif dan efisien.
Komunikasi organisasi (organizational
communication) mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan diantara
lingkungan yang besar dan luas. Biasanya komunikasi organisasi umumnya mencakup
pembahasan mengenai struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia,
komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
·
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada
pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan,
yang bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi secara formal.
Contohnya, struktur kedudukan dalam organisasi yang dibagi atas adanya ketua,
wakil ketua, sekertaris, bendahara dan anggota organisasi.
·
Fungsi Organisasi
Fungsi organisasi adalah
untuk mencapai maksud dan tujuan organisasi. Ada 4 fungsi organisasi yang
sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni
perencanaan (planning), pengaturan (organizing), pelaporan (accounting) dan
pengawasan (controling).
·
Hubungan Atar Manusia
Hubungan antar manusia
adalah hubungan antar 2 atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang
satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki perilaku individu dan sebaliknya. H.Bonner (1975)
·
Proses Komunikasi Organisasi
1. Downward
communication (Atasan ke Bawahan) artinya proses komunikasi ini berlangsung dari
seseorang yang memiliki jabatan tinggi ke anggotanya dan ini biasanya merupakan
suatu perintah yang diberikan atasan untuk bawahan.
2. Horizontal communication (Satu Level) artinya proses komunikasi belangsung pada seseorang yang memiliki jabatan yang sama contohnya antar anggota.
3. Upward communication (Bawahan Ke Atasan) artinya proses komunikasi berlangsung pada anggota kepada atasan, hal ini biasanya merupakan saran atau suatu laporan kegiatan.
2. Horizontal communication (Satu Level) artinya proses komunikasi belangsung pada seseorang yang memiliki jabatan yang sama contohnya antar anggota.
3. Upward communication (Bawahan Ke Atasan) artinya proses komunikasi berlangsung pada anggota kepada atasan, hal ini biasanya merupakan saran atau suatu laporan kegiatan.
·
Budaya Organisasi
Budaya organisasi
merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna
bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh
organisasi.
Jenis komunikasi organisasi ini sangat
bervariasi karenanya komunikasi organisasi meliputi :
Komunikasi Interpersonal
(antara atasan dan bawahan)
Komunikasi interpersonal
(interpersonal
communication) merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung
antara dua orang. Konteks interpersonal banyak membahas tentang bagaimana suatu
hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan suatu hubungan, dan keretakan suatu
hubungan (Berger, 1979; Dainton & Stafford,2000).
Salah satu alasan
mengapa peneliti dan teoritikus mempelajari relasi adalah karena relasi
merupakan hal yang sangat kompleks dan beragam. Anda mungkin saat ini sedang
berada dalam banyak relasi dengan orang lain, termasuk pasien-dokter,
dosen-mahasiswa, orang tua-anak, supervisor-karyawan, dan sebagainya.
Berinteraksi dalam tiap hubungan ini memberikan kesempatan kepada komunikator
untuk memaksimalkan fungsi berbagai macam saluran (penglihatan, pendengaran,
sentuhan dan penciuman) untuk digunakan dalam sebuah interaksi. Dalam konteks
ini, saluran-saluran ini berfungsi secara simultan bagi kedua partisipan
interaksi. Sebagai contoh, seorang sekretaris akan meminta pengarahan kepada
atasannya apabila dia tidak mengerti kerjaan yang diberikan oleh atasannya.
Maka atasan harus memberikan pengarahan tersebut supaya sekretarisnya mengerti
apa yang atasan perintahkan.
Kesempatan Berbicara Di Depan
Publik (Komunikasi Publik/Retorika)
Konteks komunikasi
publik (public communication) yaitu, penyebaran
informasi dari satu orang kepada banyak orang. Hal ini bukan merupakan konteks
yang baru. Berbicara di depan umum telah ada sejak zaman dulu dan terus ada
hingga saat ini.
Komunikasi
publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang
pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu
persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah
umum. Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih dari sulit
dari pada komunikasi antar pribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi
publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan
menghadapi sejumlah besar orang.
Dalam berbicara di depan publik , para pembicara biasanya memilki tiga
tujuan utama, yaitu : memberi informasi, menghibur, dan membujuk. Pembicara
publik yang efektif sebenarnya sedang mengikuti strategi retorik. Retorika didefinisikan sebagai
kemampuan yang dimiliki oleh pembicara untuk memengaruhi khalayaknya. Definisi
ini telah dikembangkan bertahun-tahun yang lalu oleh Aristoteles. Retorika digambarkan sebagai suatu seni yang dapat
menyatukan baik pembicara maupun khalayak (Hart,1997).
Komunikasi Kelompok
Kecil (Small Group)
Kelompok
kecil terdiri atas beberapa orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Penelitian mengenai kelompok kecil berfokus pada kelompok kerja. Ada
perdebatan mengenai jumlah orang yang membentuk kelompok kecil. Beberapa
peneliti berpendapat bahwa jumlah maksimal jumlah maksimal dalam kelompok kecil
adalah lima sampai tujuh orang, sementara yang lain tidak memberikan batasan
jumlah. Tetapi hampir semuanya setuju bahwa paling tidak harus ada tiga orang
dalam sebuah kelompok kecil (Schultz,
1996).
Orang dipengaruhi oleh keberadaan orang lain. Contohnya, beberapa kelompok
kecil sangat kohesif, yaitu memiliki tingkat kebersamaan yang tinggi dan ikatan
yang kuat. Sifat kohesif ini akan memengaruhi apakah kelompok ini dapat
berfungsi dengan efektif dan efisien. Selain itu, konteks kelompok kecil
memberikan kesempatan pada individual untuk mendapatkan berbagai perspektif
terhadap satu persoalan. Maksudnya, dalam konteks intrapersonal hanya terdapat
sudut pandang individual, sedangkan dalam konteks interpersonal terdapat banyak
sudut pandang. Manfaat yang didapat oleh kelompok kecil dari pertukaran sudut
pandang ini di sebut sebagai sinergi ( proses dimana berbagai sudut pandang
dapat diberikan dalam menghadapi suatu permasalahan atau kejadian) dan hal ini
menjelaskan mengapa kelompok kecil dapat menjadi lebih efektif dibandingakan
dari seorang individual dalam mencapai tujuan.
Pembentukan jaringan dan perilaku peran adalah dua komponen penting dari
perilaku kelompok kecil. Jaringan adalah pola komunikasi di mana informasi
disalurkan. Konteks kelompok kecil terdiri atas individu-individu yang memiliki
peran (posisi masing-masing anggota kelompok dan relasi mereka dengan kelompok)
berbeda. Peran adalah posisi masing-masingbanggota kelompok dan relasi mereka
dengan kelompok. Peran ini sangat beragam, mulai dari pemimpin tugas, pengamat
pasif, pendengar aktif, perekam, dan sebagainya.
Bekerja
dalam kelompok kecil telah menjadi fakta dalam kehidupan masyarakat. Sering
kali, tampaknya kita tidak dapat pergi kemana pun tanpa adanya kecendrungan
akan terbentuknya kelompok kecil. Mulai dari kelompok belajar hingga kelompok
kerja dan kelompok dukungan, pengalaman dalam kelompok kecil adalah pengalaman
yang ada diana-mana. Sangat sedikit mahasiswa yang mencapai gelar sarjana tanpa
pernah bekerja dalam kelompok kecil. Mulai dari kelompok belajar hingga
kelompok presentasi, anda mungkin merasa bahwa anda sangat terlibat dalam
kegiatan kelompok kecil. Supervisor dalam perusahaan menggunakan pendekatan tim
untuk menyelesaikan masalah.
Komunikasi Menggunakan Media
(Komunikasi Massa)
Komunikasi Massa adalah proses
pertukaran informasi yang berupa pesan, ide, gagasan dari komunikator kepada
komunikan (khalayak) dengan menggunakan media-media publik (elektronik, cetak,
cyber) agar menghasilkan umpan balik dari khalayak tersebut dengan melewati
batasan-batasan gangguan komunikasi yang tujuannya adalah agar terciptanya
proses komunikasi yang efektif dan efisien.
Seperti konteks-konteks sebelumnya, konteks komunikasi massa juga unik.
Pertama, konteks ini memberikan kemampuan baik pada pengirim maupun pada
penerima untuk melakuka kontrol. Sumber-sumber seperti editor surat kabar atau
penyiar televisi membuat keputusan mengenai informasi apa yang akan dikirim,
sedangkan penerima memiliki kendali terhadap apa yang mereka baca, dengarkan,
tonton, atau bahas. Misalkan saja, anda adalah seorang pengiklan yang telah
membeli produk yang mahal untuk menayangkan iklan televisi anda yang
menggunakan Tiger Woods sebagai bintangnya. Anda sudah membayar Woods dengan
mahal, tetapi untuk melihat apakah iklan tersebut dapat menaikan penjualan,
anda harus menunggu. Anda memiliki kendali untuk memilih siapa bintang
iklannya, tetapi khalayak juga memiliki terhadap apa yang mereka tonton dan
mereka beli.
Selain itu, konteks komunikasi massa berbeda-berbeda dengan konteks lain
karena komunikasi yang terjadi biasanya lebih terkendali dan terbatas.
Maksudnya, komunikasi dipengaruhi oleh biaya, politik dan oleh
kepentingan-kepentingan lain. Pembuat keputusan biasanya akan menggunakan batas
untung-rugi untuk menentukan apakah pesan-pesan tertentu akan tetap disampaikan
atau tidak. Contohnya, keputusan untuk menghentikan sebuah acara televisi atau
untuk memuat sebuah cerita di surat kabar biasanya didasarkan pada satu hal
yaitu uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar