Rabu, 27 Juni 2012

Budaya Wayang Kulit



Budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Dan budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

            Budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam, budaya itulah yang seharusnya kita jaga dan kita lestarikan agar tidak punah ataupun diklaim negara lain.
Setiap kebudayaan di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan kebudayaan itu tercipta dan tercermin dari berbagai aspek kehidupan suatu daerah tersebut. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural Determinism.

Salah satu dari ragam kebudayaan di Indonesia adalah kebudayaan Jawa, yang menghasilkan karya seni Wayang. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan Indonesia yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga
( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ).
Ada empat jenis wayang menurut bahan pembuatannya, yaitu :
·         Wayang Kulit
·         Wayang Kayu
·         Wayang Orang
·         Wayang Rumput

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Namun ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.
Sedangkan Kulit adalah bahan dari pembuatan wayang, yang dibuat dari kulit kerbau, kulit sapi maupun kulit kambing yang sudah diproses menjadi kulit lembaran.
Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.

Wayng kulit biasanya dipentaskan pada momen-momen penting tertentu, bahkan terkadang ada juga yang mementaskan pada setiap ada even yang diselanggarakan. Seperti pada even pernikahan, pergantian jabatan maupun naik tahta, khitanan, pesta panen dan lain sebagainya. Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih populer di daerah Jawa Barat.
Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak, sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan standard tersebut, dalang bisa juga memainkan lakon lain yaitu beberapa cerita diambil dari cerita Panji. Alasan mengambil cerita-cerita Panji yakni cerita leluhur-leluhur Majapahit dikarenakan agar lebih menjawakan budaya wayang. Budaya wayang dengan mengambil cerita Panji ini telah dimulai sejak awal Kerajaan Majapahit.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar