Minggu, 28 April 2013

KOGNISI SOSIAL


      Pengertian Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah tata cara dimana kita menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi tentang dunia sosial. Kognisi sosial dapat terjadi secara otomatis. Contohnya,saat kita melihat seseorang dari ras tertentu (Cina misalnya), kita seringkali secara otomatis berasumsi bahwa orang tersebut memiliki ciri/sifat tertentu. Kapasitas kognitif kita juga terbatas. Selain itu, terdapat suatu hubungan antara kognisi dan afeksi (bagaimana kita berpikir dan bagaimana kita merasa).

      Skema

Komponen dasar kognisi secara sosial adalah skema (schema). Skema adalah struktur mental yang membantu kita mengorganisasi informasi sosial, dan menuntun pemprosesannya. Skema berkisar pada suatu subjek atau tema tertentu dalam otak kita, skema itu seperti sekenario, yang memiliki alur. Skema diotak kita terbentuk berdasarkan pengalaman yang pernah kita alami sendiri atau diceritakan oleh orang lain. Contohnya, skema kita tentang McD membuat kita tahu bagaimana cara untuk makan di McD sehingga begitu kita datang ke McD kitta langsung kekasir untuk memesan makanan. Skema yang kita miliki akan mempengaruhi sikap kita pada sesuatu.

Skema menimbulkan efek yang sangat kuat terhadap 3 proses dasar : Perhatian atau atensi (attention), Pengkodean (encoding) dan Mengingat kembali (retrieval). Skema terbukti berpengaruh terhadap semua aspek dasar kognisi sosial (Wyer & Srull, 1994). Dalam hubungannya dengan atensi, skema sering kali berperan sebagai penyaring : informasi yang konsisten dengan skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin untuk masuk kedalam kesadaran kita. Informasi yang tidak cocok dengan skema kita sering kali diabaikan (Fiske, 1993), kecuali informasi itu sangat ekstrem. Pengkodean-informasi apa yang dimasukan dalam ingatan-informasi yang menjadi fokus atensi lebih mungkin untuk disimoan dalam ingatan jangka panjang. Mengingat kembali informasi (reterival)-informasi apa yang paling siap untuk diingat-secara umum, orang melaporkan informasi yang konsisten dengan skema mereka, namun kenyataannya, informasi yang tidak konsisten dengan skema juga dapat secara kuat muncul dalam ingatan.

Skema juga memiliki kelemahan (segi negatif). Skema mempengaruhi apa yang kita pikirkan, apa yang masuk dalam ingatan kita, dan apa yang kita ingat, sehingga terjadi distorsi pada pemahaman kita terhadap dunia sosial. Skema memainkan peran penting dalam pembentukan prasangka, dalam membentuk satu komponen dasar pada streotip tentang kelompok-kelompok sosial tertentu. Skema sering kali sulit diubah-skema memiliki efek bertahan (perseverance effect), tidak berubah bahkan ketika menghadapi informasi yang kontradiktif. Kadang kala skema bisa memberikan efek pemenuhan harapan diri (self-fulfilling) yaitu skema membuat dunia sosial yang kita alami menjadi konsisten dengan skema yang kita miliki.

Contoh efek bertahan, ketika kita gagal kita berusaha menghibur diri sendiri dengan berkata “kamu hebat kok, ini karena pertandingan yang tidak adil”, dsb. Contoh ramalan yang mewujudkan dirinya sendiri (self-fulfilling prophecy) – ramalan yang membuat ramalan itu benar-benar terjadi, skema guru untuk siswa yang minoritas yang menyebabkan guru memperlakukan siswa minoritas itu secara berbeda (kurang positif) sehingga menyebabkan prestasi siswa minoritas itu menurun. Sterotip tidak hanya memiliki pengaruh namun bisa melalui efek pemastian dirinya, sterotip juga membentuk realitas sosial.

Heuristic

Kejenuhan informasi (information overloaded) adalah suatu keadaan dimana pengolahan informasi kita telah berada diluar kapasitas kemampuan yang sesungguhnya sehingga menuntut sistem kognitif yang lebih besar daripada yang bisa diolah. Berbagai strategi untuk melebarkan kapasitas kognitif harus memenuhi 2 persyaratan, yaitu : harus menyediakan cara yang cepat dan sederhana untuk dapat mengolah informasi sosial dalam jumlah yang banyak, dan harus dapat digunakan, harus berhasil. Namun yang paling berguna adalah Heuristic yaitu aturan sederhana untuk membuat keputusan kompleks atau untuk menarik kesimpulan secara cepat dan seakan tanpa usaha yang berarti. Heuristic ada 2 macam :

a.       Heuristic Keterwakilan (Heuristic Representativeness) yaitu sebuah strategi untuk membuat penilaian berdasarkan pada sejauh mana stimuli atau peristiwa tersebut mempunyai kemiripan dengan stimuli atau kategor yang lain. Contoh: kita mengenal Denis sebagai pribadi yang eratur, ramah, rapi, memiliki perpustakaan dirumahnya dan sedikit pemalu. Namun kita tidak mengetahui pekerjaannya. Mungkin kita langsung menilainya sebagai pustakawan. Dengan kata lain, kita menilai berdasarkan : semakin mirip seseorang dengan ciri-ciri khas orang-orang dari suatu kelompok, semakin mungkin ia merupakan bagian dari kelompok tersebut.
b.      Heuristic Ketersediaan (Availability Heuristic) yaitu sebuah strategi untuk membuat keputusan berdasarkan seberapa mudah suatu informasi yang spesifik dapat dimunculkan dalam benak kita. Heuristic ini dapat mengarahkan kita untuk melebih-lebihkan kemungkinan munculnya peristiwa dramatis, namun jarang, karena peristiwa itu mudah masuk kedalam pikiran kita. Contohnya : banyak orang merasa lebih takut tewas kecelakaan pesawat daripada kecelakaan di darat. Hal ini karena fakta bahwa kecelakaan pesawat jauh lebih dramatis dan menyedot lebih banyak perhatian media. Akibatnya, kecelakaan pesawat lebih mudah terpikir sehingga berpengaruh lebih kuat dalam penilaian individu. Heuristic ini berhubungan dengan proses pemaparan awal (priming) – meningkatnya ketersediaan informasi sebagai hasil dari sering hadirnya rangsangan atau peristiwa-peristiwa khusus. Pemaparan awal bisa muncul bahkan ketika individu tidak sadar akan adanya rangsangan yang telah dipaparkan sebelumnya, disebut juga pemaparan awal otomatis.
Cara lainnya adalah dengan pemrosesan otomatis (automatic processing) yang terjadi ketika setelah berpengalaman melakukan suatu tugas atau mengolah suatu informasi tertentu yang seakan tanpa perlu usaha yang besar, secara otomatis dan tidak disadari. Contohnya : saat pertama kali belajar sepeda, kita memerlukan perhatian khusus dalam mengendarainya. Seiring dengan berkembangnya keahlian bersepeda kita, kita dapat melakukan tugas-tugas lain seperti berbicara sambil bersepeda. Begitu teraktivitas, skema dapat menimbulkan efek prilaku yang otomatis.

      Sumber-Sumber Yang Berpotensi Menimbulkan Kesalahan Dalam Kognisi Sosial
a.       Bias Negativtas, yaitu kencenderungan memberikan perhatian lebih terhadap informasi yang negatif. Dibandingkan dengan informasi yang positif, satu saja informasi yang negatif akan memiliki pengaruh yang lebih kuat. Contoh, kita diberi tahu bahwa dosen yang akan mengajar nanti adalah orang yang pintar, masih muda, ramah, baik hati, cantik, namun diduga terlibat skandal seks. Bias negatif menyebabkan kita justru terpaku pada hal yang negatif dan mengabaikan hal-hal yang positif.
b.      Bias Optimistic, yaitu suatu predisposisi untuk mengharapkan agar segala sesuatu dapat berakhir baik. Kebanyakan orang percaya bahwa mereka memiliki kemungkinan yang lebih besar dari orang lain untuk mengalami peristiwa negatif dan kemungkinan lebih kecil untuk mengalami peristiwa negatif. Contoh, pemerintah sering kali mengumumkan rencana yang terlalu optimis mengenai penyelesaian proyek-proyek besar seperti jalan, bandara baru dsb. Hal ini mencerminkan kesalahan perencnaan. Namun ketika individu memperkirakan akan menerima umpan balik atau informasi yang mungkin negatif dan memiliki konsekuensi penting, tampaknya ia justru sudah bersiap menghadapi hal yang buruk (brancing of loss) dan menunjukkan kebalikan dari pola optimistic mereka menjadi pesimis.
c.       Kerugian yang mungkin terjadi akibat terlalu banyak berpikir. Terkadang terlalu banyak berpikir dapat menyeret kita kedalam kesulitan kognitif yang serius. Mencoba berpikir sistematis dan rasional mengenai hal-hal penting adalah penting.
d.      Pemikiran Konterfaktual, yaitu memikirkan sesuatu yang berlawanan dari keadaan sekarang. Efek dari memikirkan “apa yang terjadi seandainya...” . Contohnya, ketika selamat dari kecelakaan pesawat, Zoro justru memikirkan, “bagaimana bila saya tidak langsung terjun tadi, saya sudah mati pastinya, lalu bagaimana nasib keluarga saya sepeninggalan saya ?” , dsb. Pemikiran konterfaktual dapat secara kuat berpengaruh terhadap afeksi kita. Inaction inertia (kelambanan apatis) muncul ketika individu memutuskan untuk tidak melakukan sesuatu sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang positif.
e.       Pemikiran Magis, yaitu berpikir dengan melibatkan asumsi yang tidak didasari alasan yang rasional. Contoh, supaya ujian lulus, Robbin berdo’a banyak-banyak dan memakai banyak cincin.
f.       Menekan Pikiran, yaitu usaha untuk mencegah pikiran-pikiran tertentu memasuki alam kesadaran. Proses ini melibatkan 2 komponen, yaitu : proses pemmantauan yang otomatis yang mencari tanda-tanda adanya pemikiran yang tidak diinginkan yang memaksa untuk muncul kedalam kesadaran. Ketika pikiran tersebut terdekteksi, proses kedua terjadi, yaitu mencegah agar pikiran tersebut tersebut tetap berada diluar kesadaran tanpa menggangu pikiran yang lain. Contoh, Dara yang ikut program diet menekankan pikirannya akan makanan-makanan manis.

      Afeksi dan Kognisi

Perasaan kita dan suasana hati memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa aspek kognisi, dan kognisi juga berperan kuat pada perasaan dan suasana hati kita. Suasana hati saat ini dapat secara kuat mempengaruhi reaksi kita terhadap rangsangan yang baru pertama kali kita temui. Contohnya, ketika kita sedang bergembira dan berkenalan dengan orang baru, penilaian kita terhadap orang tersebut pastinya lebih baik dibandingkan saat kita berkenalan dengannya ketika kita bersedih.

Pengaruh afek lainnya adalah pengaruh pada ingatan. Ingatan yang bergantung pada suasana hati (mood-dependent memory) yaitu apa yang kita ingat saat berada dalam suasana hati tertentu, sebagian besar ditentukan oleh apa yang kita pelajari sebelumnya ketika kita berada dalam suasana hati tersebut. Pengaruh kedua dikenal dengan Efek kesesuaian suasana hati (mood-congruence effect) yaitu kecenderungan untuk menyimpan atau mengingat informasi positif ketika berada dalam suasana hati positif dan informasi negatif ketika berada dalam suasana hati negatif. Suasana hati saat ini juga berpengaruh pada komponen kognisi lain yaitu kreatifitas. Informasi yang emosional (emotional contamination) yaitu suatu proses dimana penilaian, emosi atau prilaku kita dipengaruhi oleh pemrosesan mental yang tidak disadari dan tidak terkontrol (Wilson & Brekke, 1994).

Kognisi juga dapat mempengaruhi afeksi yang dijelaskan oleh teori emosonal dua faktor (two-factor theory of emotion) (Schachter, 1964) yang menjelaskan bahwa kita sering tidak mengetahui perasaan atau sikap kita sendiri. Sehingga kita dapat menyimpulkannya dari lingkungan, dari situasi dimana kita mengalami reaksi-reaksi internal lainnya. Contohnya, ketika kita mengalami perasaan tertentu atas kehadiran seseorang yang menarik, kita menyimpulkan bahwa kita sedang jatuh cinta. Selain itu kognisi bisa mempengaruhi emosi melalui aktivitas skema yang didalamnya terdapat komponen afektif yang kuat. Skema atau sterotip yang teraktivitas dengan kuat dapat sangat berpengaruh pada perasaan atau suasana hati kita saat ini. Selain itu, pikiran bisa mempengaruhi afeksi melibatkan usaha kita dalam mengatur emosi kita.

Sabtu, 23 Februari 2013

Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi


Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi yang berupa pesan, ide, gagasan dari komunikator kepada komunikan (anggota organisasi) yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas dengan menggunakan media (memo internal, e-mail, dan konferensi jarak jauh) agar menghasilkan umpan balik dari anggota organisasi tersebut dengan melewati batasan-batasan gangguan komunikasi (noise) dengan tujuan untuk mencapai proses komunikasi yang efektif dan efisien.
            Komunikasi organisasi (organizational communication) mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan diantara lingkungan yang besar dan luas. Biasanya komunikasi organisasi umumnya mencakup pembahasan mengenai struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.

·         Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan, yang bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi secara formal. Contohnya, struktur kedudukan dalam organisasi yang dibagi atas adanya ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan anggota organisasi.

·         Fungsi Organisasi
Fungsi organisasi adalah untuk mencapai maksud dan tujuan organisasi. Ada 4 fungsi organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni perencanaan (planning), pengaturan (organizing), pelaporan (accounting) dan pengawasan (controling).

·         Hubungan Atar Manusia
Hubungan antar manusia adalah hubungan antar 2 atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki perilaku individu dan sebaliknya. H.Bonner (1975)

·         Proses Komunikasi Organisasi
1. Downward communication (Atasan ke Bawahan) artinya proses komunikasi ini berlangsung dari seseorang yang memiliki jabatan tinggi ke anggotanya dan ini biasanya merupakan suatu perintah yang diberikan atasan untuk bawahan.
2. Horizontal communication (Satu Level) artinya proses komunikasi belangsung pada seseorang yang memiliki jabatan yang sama contohnya antar anggota.
3. Upward communication (Bawahan Ke Atasan) artinya proses komunikasi berlangsung pada anggota kepada atasan, hal ini biasanya merupakan saran atau suatu laporan kegiatan.
·         Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

Jenis komunikasi organisasi ini sangat bervariasi karenanya komunikasi organisasi meliputi :

Komunikasi Interpersonal (antara atasan dan bawahan)
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Konteks interpersonal banyak membahas tentang bagaimana suatu hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan suatu hubungan, dan keretakan suatu hubungan (Berger, 1979; Dainton & Stafford,2000).
Salah satu alasan mengapa peneliti dan teoritikus mempelajari relasi adalah karena relasi merupakan hal yang sangat kompleks dan beragam. Anda mungkin saat ini sedang berada dalam banyak relasi dengan orang lain, termasuk pasien-dokter, dosen-mahasiswa, orang tua-anak, supervisor-karyawan, dan sebagainya. Berinteraksi dalam tiap hubungan ini memberikan kesempatan kepada komunikator untuk memaksimalkan fungsi berbagai macam saluran (penglihatan, pendengaran, sentuhan dan penciuman) untuk digunakan dalam sebuah interaksi. Dalam konteks ini, saluran-saluran ini berfungsi secara simultan bagi kedua partisipan interaksi. Sebagai contoh, seorang sekretaris akan meminta pengarahan kepada atasannya apabila dia tidak mengerti kerjaan yang diberikan oleh atasannya. Maka atasan harus memberikan pengarahan tersebut supaya sekretarisnya mengerti apa yang atasan perintahkan.

Kesempatan Berbicara Di Depan Publik (Komunikasi Publik/Retorika)
Konteks komunikasi publik (public communication) yaitu, penyebaran informasi dari satu orang kepada banyak orang. Hal ini bukan merupakan konteks yang baru. Berbicara di depan umum telah ada sejak zaman dulu dan terus ada hingga saat ini.
Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah umum. Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih dari sulit dari pada komunikasi antar pribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.
Dalam berbicara di depan publik , para pembicara biasanya memilki tiga tujuan utama, yaitu : memberi informasi, menghibur, dan membujuk. Pembicara publik yang efektif sebenarnya sedang mengikuti strategi retorik. Retorika didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh pembicara untuk memengaruhi khalayaknya. Definisi ini telah dikembangkan bertahun-tahun yang lalu oleh Aristoteles. Retorika digambarkan sebagai suatu seni yang dapat menyatukan baik pembicara maupun khalayak (Hart,1997).

Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group)
                                    Kelompok kecil terdiri atas beberapa orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian mengenai kelompok kecil berfokus pada kelompok kerja. Ada perdebatan mengenai jumlah orang yang membentuk kelompok kecil. Beberapa peneliti berpendapat bahwa jumlah maksimal jumlah maksimal dalam kelompok kecil adalah lima sampai tujuh orang, sementara yang lain tidak memberikan batasan jumlah. Tetapi hampir semuanya setuju bahwa paling tidak harus ada tiga orang dalam sebuah kelompok kecil (Schultz, 1996).
Orang dipengaruhi oleh keberadaan orang lain. Contohnya, beberapa kelompok kecil sangat kohesif, yaitu memiliki tingkat kebersamaan yang tinggi dan ikatan yang kuat. Sifat kohesif ini akan memengaruhi apakah kelompok ini dapat berfungsi dengan efektif dan efisien. Selain itu, konteks kelompok kecil memberikan kesempatan pada individual untuk mendapatkan berbagai perspektif terhadap satu persoalan. Maksudnya, dalam konteks intrapersonal hanya terdapat sudut pandang individual, sedangkan dalam konteks interpersonal terdapat banyak sudut pandang. Manfaat yang didapat oleh kelompok kecil dari pertukaran sudut pandang ini di sebut sebagai sinergi ( proses dimana berbagai sudut pandang dapat diberikan dalam menghadapi suatu permasalahan atau kejadian) dan hal ini menjelaskan mengapa kelompok kecil dapat menjadi lebih efektif dibandingakan dari seorang individual dalam mencapai tujuan.
Pembentukan jaringan dan perilaku peran adalah dua komponen penting dari perilaku kelompok kecil. Jaringan adalah pola komunikasi di mana informasi disalurkan. Konteks kelompok kecil terdiri atas individu-individu yang memiliki peran (posisi masing-masing anggota kelompok dan relasi mereka dengan kelompok) berbeda. Peran adalah posisi masing-masingbanggota kelompok dan relasi mereka dengan kelompok. Peran ini sangat beragam, mulai dari pemimpin tugas, pengamat pasif, pendengar aktif, perekam, dan sebagainya.
            Bekerja dalam kelompok kecil telah menjadi fakta dalam kehidupan masyarakat. Sering kali, tampaknya kita tidak dapat pergi kemana pun tanpa adanya kecendrungan akan terbentuknya kelompok kecil. Mulai dari kelompok belajar hingga kelompok kerja dan kelompok dukungan, pengalaman dalam kelompok kecil adalah pengalaman yang ada diana-mana. Sangat sedikit mahasiswa yang mencapai gelar sarjana tanpa pernah bekerja dalam kelompok kecil. Mulai dari kelompok belajar hingga kelompok presentasi, anda mungkin merasa bahwa anda sangat terlibat dalam kegiatan kelompok kecil. Supervisor dalam perusahaan menggunakan pendekatan tim untuk menyelesaikan masalah.

Komunikasi Menggunakan Media (Komunikasi Massa)
Komunikasi Massa adalah proses pertukaran informasi yang berupa pesan, ide, gagasan dari komunikator kepada komunikan (khalayak) dengan menggunakan media-media publik (elektronik, cetak, cyber) agar menghasilkan umpan balik dari khalayak tersebut dengan melewati batasan-batasan gangguan komunikasi yang tujuannya adalah agar terciptanya proses komunikasi yang efektif dan efisien.
Seperti konteks-konteks sebelumnya, konteks komunikasi massa juga unik. Pertama, konteks ini memberikan kemampuan baik pada pengirim maupun pada penerima untuk melakuka kontrol. Sumber-sumber seperti editor surat kabar atau penyiar televisi membuat keputusan mengenai informasi apa yang akan dikirim, sedangkan penerima memiliki kendali terhadap apa yang mereka baca, dengarkan, tonton, atau bahas. Misalkan saja, anda adalah seorang pengiklan yang telah membeli produk yang mahal untuk menayangkan iklan televisi anda yang menggunakan Tiger Woods sebagai bintangnya. Anda sudah membayar Woods dengan mahal, tetapi untuk melihat apakah iklan tersebut dapat menaikan penjualan, anda harus menunggu. Anda memiliki kendali untuk memilih siapa bintang iklannya, tetapi khalayak juga memiliki terhadap apa yang mereka tonton dan mereka beli.
Selain itu, konteks komunikasi massa berbeda-berbeda dengan konteks lain karena komunikasi yang terjadi biasanya lebih terkendali dan terbatas. Maksudnya, komunikasi dipengaruhi oleh biaya, politik dan oleh kepentingan-kepentingan lain. Pembuat keputusan biasanya akan menggunakan batas untung-rugi untuk menentukan apakah pesan-pesan tertentu akan tetap disampaikan atau tidak. Contohnya, keputusan untuk menghentikan sebuah acara televisi atau untuk memuat sebuah cerita di surat kabar biasanya didasarkan pada satu hal yaitu uang.
                       

Minggu, 07 Oktober 2012

Komunikasi Verbal dan Nonverbal




A. Pengertian

·      Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal adalah proses penyampaian pikiran, pesan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol yang menggunakan satu kata maupun lebih sebagai medianya.

Media yang sering dipakai yaitu bahasa. Karena, bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Ide, informasi ataupun opini. Bahasa sudah dianggap menjadi suatu sistem kode verbal.
Karena sepanjang hidup kita menggunakan bahasa, maka sering kali kita tidak menyadari lagi fungsi bahasa. Kita baru menyadari fungsi bahasa saat kita menemui jalan buntu dalam menggunakan bahasa. Misalnya saat kita berkomunikasi dengan seseorang yang sama sekali tidak memahami atau mengerti bahasa kita, begitu juga sebaliknya kita tidak mengerti dan memahami bahasanya.

·         Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal adalah kebalikan dari komunikasi verbal yaitu proses penyampaian pesan kepada orang lain dengan tidak menggunakan kata-kata.

Komunikasi Nonverbal menggunakan kial (gestur), gerak, isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Dan bisa juga menggunakan  penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol (lambang) serta cara berbicara seperti intonasi , penekanan, kualitas suara, gaya emosi ,  gaya berbicara dan lain sebagainya.
Tetapi para ahli dibidang komunikasi nonverbal biasanya mendefinisikan ‘tidak menggunakan kata’ dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal dengan komunikasi nonlisan. Misalnya tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata-kata meskipun tidak secara langsung.

B. Jenis - Jenis Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal memiliki tujuh jenis yang umum diketahui, yaitu :

·         Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau disebut dengan tactile message, termasuk pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan.
Alma I Smith, seorang peneliti dari Cutaneous Communication Laboratory mengemukakan bahwa berbagai perasaan yang dapat disampaikan melalui sentuhan, salah satunya adalah  kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat kesehatan.

·         Komunikasi Objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe (penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan). Contoh dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.

·         Kronemik
Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and interactions. (Wood.2007 : p.149). Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu, ini juga berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.
·         Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan untuk melepaskan ketegangan.

·         Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. Bagaimanapun dari sumber yang telah ada, jarak mampu mengartikan suatu hubungan.  Richard West dan Lynn H. Turner pada Introducing Communication theory (2007) membagi zona proksemik pada berbagai macam pembagian, yaitu :
-          Jarak intim, jaraknya dari 0 – 18 inci.
-          Jarak personal, jaraknya 18 inci – 4 kaki.
-          Jarak sosial, jaraknya 4 – 12 kaki.
-          Jarak publik, lebih dari 12 kaki.

·         Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

·         Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.

C. Fungsi Komunikasi Nonverbal
Menurut Mark L. Knapp (1972: 9-12) ada lima fungsi dari komunikasi nonverbal, yaitu :
-          Repeating (Repetisi) , yaitu mengulang kembali pesan yang disampaikan secara verbal. Contohnya mengangguk kepala ketika mengatakan ‘Iya’ dan menggelengkan kepala ketika mengatakan ‘Tidak’.

-          Substituting (Substitusi) , yaitu mengantikan lambang-lambang verbal. Contohnya Anda menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan menghadap depan sebagai penganti kata ‘Tidak’ saat pengamen menghampiri anda.
-          Contradicting (Kontradiksi) , yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal. Contohnya seorang suami mengatakan ‘Bagus’ ketika dimintai komentar istrinya mengenai baju yang baru dibelinya sambil matanya terus terpaku pada koran yang sedang dibacanya.
-          Complementing (Komplemen) , yaitu melengkapi dan memperkaya pesan maupun makna nonverbal. Contohnya melambaikan tangan saat mengatakan selamat jalan.
-          Accenting (Aksentuasi) , yaitu menegaskan pesan verbal atau mengaris bawahinya. Contohnya Mahasiswa membereskan buku-bukunya atau melihat jam tangan ketika jam kuliah berakhir atau akan berakhir, sehingga dosen sadar diri dan akhirnya menutup kuliahnya.
 
Dari komunikasi yang kita lakukan, menurut penelitian ternyata komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35% , sisanya 65% adalah komunikasi nonverbal. Kenapa demikian karena bahasa yang umum digunakan dalam komunikasi verbal itu memiliki berbagai keterbatasan lebih banyak dibandingkan dengan komunikasi nonverbal. Berbagai keterbatasan dari bahasa yaitu difaktori oleh faktor integritas, faktor, budaya, faktor pengetahuan, faktor kepribadian, faktor biologis dan faktor pengalaman. Komunikasi verbal dan nonverbal itu saling melengkapi satu sama lain. Meskipun beda cara maupun bentuk tetap saja tujuan utama dari komunikasi verbal dan nonverbal itu sama yaitu bertujuan untuk menyampaikan pesan untuk mendapatkan respon, timbal balik maupun efek.


Selasa, 18 September 2012

Kedudukan Pemerintah Dalam Pembangunan Ekonomi Dari Perspektif Islam


1. LATAR BELAKANG

Islam memiliki konsep negara, pemerintahan dan kesejahteraan ekonomi yang komprehensif. Dalam Islam institusi negara tidak lepas dari konsep kolektif yang ada dalam landasan moral dan syariah Islam. Konsep ukhuwah, konsep tausiyah, dan konsep khalifah merupakan landasan pembangunan institusi Islam yang berbentuk Negara.
Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa agama adalah pondasi atau asas, sementara kekuasaan, dalam hal ini Negara, adalah penjaga pondasi atau asas tadi. Sehingga ada hubungan yang saling menguntungkan dan menguatkan (simbiosis mutualisme). Di satu sisi agama menjadi pondasi bagi Negara untuk berbuat bagi rakyatnya menuju kesejahteraan. Sementara Negara menjadi alat bagi agama agar ia tersebar dan terlaksana secara benar dan efisien. Nejatullah Siddiqi menegaskan bahwa masyarakat tidak akan dapat diorganisir atau diatur menggunakan prinsip-prinsip Islam kecuali menggunakan Negara sebagai media. Dalam Islam ada beberapa ketentuan yang dijalankan oleh pemerintah dari sebuah Negara seperti implementasi mekanisme zakat, ketentuan pelarangan riba, dan implementasi undang-undang hudud (hukum pidana Islam). Pentingnya peran Negara dalam efektivitas implementasi prinsip syariah pada setiap sisi kehidupan juga disinggung oleh Yusuf Qordhowi dalam buku beliau yang berjudul Fikih Daulah, dimana dalam buku beliau dijelaskan bahwa dengan adanya Negara maka diharapkan risalah Islam dapat terpelihara dan berkembang termasuk di dalamnya akidah dan tatanan, ibadah dan akhlak, kehidupan, dan peradaban, sehingga semua sector kehidupan manusia dapat berjalan dengan seimbang dan harmoni baik secara materi dan ruhani.

2. PENGERTIAN

Pembangunan ekonomi (economic development) biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai berikut, ”economic development is growth plus change” (Pembangunan ekonomi adalah  pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh  perubahan-perubahan  dalam struktur dan corak  kegiatan ekonomi). Dengan perkataan lain, dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ekonom bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga  kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha perombakan sektor pertanian yang tradisional, mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
Istilah pembangunan ekonomi yang dimaksudkan dalam Islam adalah the process of allaviating poverty and provision of ease, comfort and decency in life (Proses untuk mengurangi kemiskinan serta menciptakan ketentraman, kenyamanan dan tata susila dalam kehidupan). Dalam pengertian ini, maka pembangunan ekonomi menurut Islam bersifat multi dimensi yang mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif. Tujuannya bukan semata-mata kesejahteraan material di dunia, tetapi juga kesejahteraan akhirat. Keduanya menurut Islam menyatu secara integral.

3. KEDUDUKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DARI PERSPEKTIF ISLAM

Disini Pemerintah memiliki kedudukan tertinggi, bisa disebut pemerintah adalah khalifah dibumi yang memegang peranan penting di dalam pembangunan ekonomi Islam, karena kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Beberapa peran yang harus dimiliki oleh pemerintah terkait dengan pengembagan ekonomi kerakyatan. Peranan maupun kedudukan pemerintah dalam pembangunan ekonomi diantaranya adalah :

·         Mensejahterakan Rakyat
Islam menentukan fungsi pokok negara dan pemerintah dalam bidang ekonomi, yaitu menghapuskan kesulitan ekonomi yang dialami rakyat, memberi kemudahan pada akses pengembangan ekonomi kepada seluruh lapisan rakyat dan menciptakan kemakmuran.  Al-Qur’an memaklumatkan tujuan negara dalam bidang ekonomi ini :
      ”Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya." (Thaha: 118-119)
Dalam kaitan ini, Imam Al-Ghazali menguraikan tanggungjawab sosial ekonomi negara :
      ”Tanggungjawab penguasa adalah membantu rakyat ketika mereka mengahadapi kelangkaan pangan, kelaparan dan penderitaan, khususnya ketika terjadi kekeringan atau ketika harga tinggi sampai rakyat mendapat penghasilan kembali, karena dalam keadaan tersebut sulit bagi mereka memenuhi dua tujuan tersebut.  Dalam kondisi tersebut negara harus memberi makanan kepada rakyat dan memberikan bantuan keuangan kepada mereka dari kekayaan negara supaya mereka dapat meningkatkan pendapatan mereka”.

·         Menyusun Kebijakan dan Perencanaan Ekonomi
Islam memberikan kewenangan kepada Negara untuk memutuskan berbagai kebijakan-kebijakan umum perekonomian dalam bidang perdagangan, perindustrian, pertanian dan ketenagakerjaan. Tujuannya adalah agar seluruh kegiatan perekonomian dapat terarah dan sistematis dalam mewujudkan politik ekonomi Islam. Selain itu Negara merupakan pihak yang memiliki kewenangan dalam meletakkan dasar-dasar aturan yang mendukung dan dapat melindungi pertumbuhan dan aktifitas ekonomi. Hal ini merupakan tuntutan agama yang dianjurkan dan didorong oleh al-Qur’an.

Berkaitan dengan pilar system ekonomi Islam, Negara harus merumuskan dalam bentuk undang-undang mengenai konsepsi kepemilikan dan mekanisme pendistribusian. Negara berfungsi mengatur masalah kepemilikan dalam segi jenis, cara memperoleh, maupun pengelolaannya.

·         Pengelola Hak Milik Umum dan Negara
Salah satu sumber masalah ketidakseimbangan antara kekayaan alam yang melimpah dengan keberhasilan ekonomi sebagaimana yang banyak terjadi di negeri muslim adalah ketidakjelasan konsep kepemilikan. di beberapa Negara Asia dan Afrika, kekayaan tambang, hutan, dan kekayaan alam lainnya tidak cukup mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sehingga tergolong Negara berkembang atau mungkin Negara terbelakang. Penyebabnya adalah dikuasainya kekayaan alam oleh sebagian kecil individu masyarakat. Kejelasan konsep kepemilikan sangat berpengaruh terhadap konsep pemanfaatan harta milik (tasharuf al-mal), yakni siapa yang berhak mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam tersebut. Jika digunakan konsep kepemilikan dalam Islam, akan tampak jelas bahwa begitu banyak kekayaan alam yang seharusnya menjadi milik umum akhirnya dikuasai oleh segelintir orang secara individu. Padahal dalam system Islam, milik umum hanya berhak dikelola oleh Negara melalui semacam badan usaha milik Negara yang dikelola secara professional dan hasilnya digunakan demi kesejahteraan rakyat. Seluruh jenis kekayaan alam yang menjadi hak milik umum seperti hutan, hasil tambang, energy (listrik, gas, panas bumi dan sebagainya) harus dikelola oleh negara. Hasilnya akan diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.

·         Menjaga Mekanisme dan Keseimbangan Pasar
Selama mekanisme pasar berjalan dengan normal, perekonomian akan berjalan dengan sebaik-baiknya. Namun ketika terjadi gangguan dalam mekanisme pasar, maka perekonomian akan guncang dan distribusi kekayaan akan tersumbat. Karena itu, secara preventif Negara wajib menjaga agar mekanisme pasar dapat berjalan. Negara diharapkan menjadi wasit yang adil dalam menerapkan hokum dan menindak para pelanggarnya sehingga setiap pelaku bisnis memperoleh jaminan keamanan dan kepastian hokum dalam menjalankan usahanya.

Islam mendorong perdagangan berlangsung dengan aturan syariah dan mencegah terjadinya liberalisasi perdagangan. Dalam hal ini, Islam telah melarang beredarnya barang haram di bursa perdagangan, melarang penimbunan, monopoli, praktek kecurangan, penipuan dan spekulasi.
Untuk itu, Negara akan mengawasi agar praktik-praktik seperti itu tidak terjadi. Negara juga akan mengawasi mekanisme penawaran dan permintaan untuk mencapai tingkat harga yang didasari rasa keridhaan. Inilah mekanisme pasar yang diajarkan oleh Islam. Islam bahkan melarang Negara mempergunakan otoritasnya untuk menetapkan harga. Terdapat riwayat tentang hal ini.

Pada zaman Rasulullah saw harga-harga pernah mengalami kenaikan sangat tinggi. Orang-orang lalu berseru kepada Rasulullah SAW :
”Wahai Rasulullah saw. Tentukanlah harga untuk kami.” Rasulullah lalu menjawab “Allahlah sesungguhnya penentu harga.penahan, pembentang dan pemberi rezki. Sesungguhnya aku berharap agar bertemu kepada Allah tidak ada seorangpun yang meminta kepadaku akan adanya kezaliman dalam urusan darah dan harta.” [HR. Ashabus Sunan]

Berdasarkan ini mayoritas ulama sepakat tentang haramnya campur tangan penguasa dalam menentukan harga. Imam asy-Syaukani menyatakan bahwa melindungi kepentingan pembeli bukanlah hal yang lebih penting dibandingkan dengan melindungi penjual. Jika melindungi keduanya sama perlunya. Maka wajib membiarkan kedua belah pihak menetapkan harga secara wajar diatas keridhaan masing-masing. Memaksa salah satu pihak merupakan kedzaliman. Penetapan harga secara sepihak, untuk kepentingan pembeli akan mengakibatkan hilangnya barang dari pasar dan terjadinya praktik penimbunan. Akhirnya harga akan naik dan semakin menyulitkan pihak yang kurang mampu. Sementara menetapkan harga untuk kepentingan penjual akan membuat konsumen enggan membeli dan hal ini akan membuat penjual malah merugi.

·         Pengawas dan Penghukum Kejahatan Ekonomi
Islam memberikan kebebasan kepada rakyat untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, mencari nafkah dan mengembangkan hartanya dengan berbagai cara. Negara hanya mengatur dari sisi komoditas dan jasa apa saja yang dihindari serta cara-cara apa saja yang terlarang. Bagi yang melanggar ketentuan syariah yang dilegalisasikan Negara akan terkena hukuman berupa had (pelanggar hak Allah dan hukumannya sesuai dengan nash), jinayat ( pelanggar badan orang lain), ta’zir (pelanggar hokum Allah tetapi hukumannya belum ditentukan dalam nash) maupun mukhalafah ( pelanggar ketentuan pemerintah).

Bidang-bidang ekonomi yang termasuk dalam kejahatan dam pelanggaran ekonomi negara yaitu :
 Regulasi jual beli barang yang diharamkan seperti miras, alat-alat berbahaya, media cetak yang merusak agama dan etika. Ibn Taimiyah menjelaskan bahwa yang masuk dalam wilayah ini adalah segala bentuk kemunkaran terhadap Allah dan rasulnya termasuk didalamnya transaksi riba dan judi.
 Regulasi semua bentuk dan jenis manipulasi dalam aktifitas ekonomi (seperti menyembunyikan kecacatan dan penipuan harga).
 Regulasi yang melarang peredaran bahan makanan dan minuman ,serta makanan dan minuman yang membahayakan kesehatan umum.
Regulasi terhadap penyimpangan pemanfaatan kekayaan milik umum.

4. FAKTOR-FAKTOR PENTING PERTUMBUHAN EKONOMI DILIHAT DARI EKONOMI ISLAM
ü     Sumber daya yang dapat dikelola (investable resources)
Pertumbuhan ekonomi sangat membutuhkan sumberdaya yang dapat digunakan  dalam memproduksi asset-asset fisik untuk menghasilkan pendapatan. Aspek fisik tersebut antara lain tanaman indutrsi, mesin, dsb. Pada sisi lain, peran modal juga sangat signifikan untuk diperhatikan. Dengan demikian, proses pertumbuhan ekonomi mencakup  mobilisasi sumberdaya, merubah sumberdaya tersebut dalam bentuk asset produktif, serta dapat digunakan secara optimal dan efisien. Sedangkan sumber modal terbagi dua yaitu sumber domestik/internal serta sumber eksternal.

ü     SDM (human resuources)
Faktor penentu lainnya yang sangat  penting adalah sumberdaya manusia. Manusialah yang paling aktif berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Peran mereka mencakup  beberapa bidang, antara lain dalam hal eksploitasi sumberdaya yang ada, pengakumulasian modal, serta pembangunan institusi sosial ekonomi dan politik masyarakat. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, maka perlu adanya efisiensi dalam tenaga kerja. Efisiensi tersebut membutuhkan kualitas professional dan kualitas moral. Kedua kualitas ini harus dipenuhi dan tidak dapat  berdiri sendiri. Kombinasi keduanya mutlak dipadukan dalam batas-batas yang rasional.

ü      Wirausaha (entrepreneurship)
Wirausaha merupakan kunci dalam proses pertumbuhan ekonomi dan sangat determinan. Wirausaha dianggap memiliki fungsi dinamis yang sangat dibutuhkan dalam suatu pertumbuhan ekonomi. Nabi Muhammad Saw, dalam beberapa hadits menekankan pentingnya wirausaha.
”Hendaklah kamu berdagang (berbisnis), karena di dalamnya teedapat 90 % pintu rezeki” [HR.Ahmad] Dalam hadits yang lain beliau bersabda,
 ”Sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah perdagangan (bisnis)” [HR.Ahmad]

Menurut M.Umer Chapra, dalam buku  Islam and Economic Development, bahwa salah satu cara yang paling konstruktif dalam mempercepat pertumbuhan yang berkeadilan adalah dengan membuat masyarakat dan individu untuk mampu semaksimal mungkin mengunakan daya kreasi dan artistiknya secara profesional, produktif dan efisien.

ü     Tekhnologi
Para ekonom menyatakan bahwa kemajuan teknologi merupakan sumber terpenting pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dianggap tidak mengikuti proses sejarah secara gradual, tidak terjadi terus-menerus dalam suatu keadaan yang tidak bisa ditentukan. Dinamika dan diskontiniuitas tersebut berkaiatan erat dan ditentukan oleh inovasi-inovasi dalam bidang teknologi.

5. FUNGSI NEGARA

Dalam pandangan Ibnu Taimiyah, Negara dan kepemimpinan Negara sebagai suatu kewajiban dalam Islam. Hal itu tidak dapat dibangun tanpa adanya institusi suatu kenegaraan yang baik. Banyak sekali perkara-perkara yang menjadi kewajiban seluruh muslim tidak dapat dilakukan tanpa isntitusi Negara karena membutuhkan kekuatan, pengorganisasian dan kewenangan. Jihad dan penegakan hukum, sebagai misal, tidak mungkin ditangani dengan baik tanpa melibatkan kekuasaan Negara.
Secara garis besar fungsi Negara yang diungkapkan oleh Yusuf al-Qaradawi (seorang cendekiawan muslim asal Mesir) terbagi menjadi dua yaitu:
a.       Negara berfungsi menjamin segala kebutuhan minimum rakyat. Fungsi pertama ini bermakna bahwa Negara harus menyediakan atau menjaga tingkat kecukupan kebutuhan minimum dari masyarakat.
b.      Negara berfungsi mendidik dan membina masyarakat. Dalam fungsi ini yang menjadi ruang lingkup kerja Negara adalah menyediakan fasilitas infrastuktur, regulasi, institusi sumber daya manusia, pengetahuan sekaligus kualitasnya. Sehingga keilmuan yang luas dan mendalam serta menyeluruh (syamil mutakalimin) tersebut berkorelasi positif pada pelestarian dan peningkatan keimanan yang telah dimunculkan oleh poin pertama dari fungsi Negara ini.

Imam al-Mawardi telah membuat daftar sepuluh kewajiban seorang Khalifah dalam kerangka penegakan syariah Islam. Tugas pertama adalah menjaga tegaknya keimanan masyarakat dengan mencegah masuknya pemikiran kufur ditengah mereka. Kedua, ia harus menjaga dan melaksanakan keadilan. Ketiga, ia harus menjamin keamanan kehidupan dan hak milik warga yang ada dibawah pemerintahannya, sehingga setiap warga Negara bisa meraakan kehidupan yang bebas. Keempat, ia harus mengawasi pelaksanaan hukuman bagi yang bersalah sehingga larangan Allah SWT tidak dilanggar dan hak-hak orang yang memperoleh perlindungannya terjaga. Kelima, ia harus mempertahankan garis perbatasan secara layak dan dengan kekuatan cukup. Keenam, ia harus mengorganisasi jihad melawan siapa saja yang menolak ajaran Islam tentang keadilan. Ketujuh, ia harus mengorganisasi barang rampasan dan orang-orang miskin, menurut petunjuk syariah. Kedelapan, menyehatkan keuangan pemerintah. Kesembilan, memilih orang-orang untuk menjadi pejabat hokum berdasar seleksi kompetensi dan loyalitasnya. Kesepuluh, melakukan pengawasan langsung terhadap segala urusan publik.

6. KESIMPULAN

Pemerintah ataupun Negara merupakan pihak yang memiliki kedudukan dan kewenangan dalam meletakkan dasar-dasar aturan yang mendukung dan dapat melindungi pertumbuhan dan aktifitas ekonomi. Hal ini merupakan tuntutan agama yang dianjurkan dan didorong oleh al-Qur’an. Dalam hal ini Negara harus menjalankan perannya dalam hal pertama, menyusun kebijakan dan perencanaan ekonomi. Kedua, melakukan pengelolaan hak milik umum dan Negara untuk memastikan adanya distribusi kekayaan secara adil. Ketiga, menjaga mekanisme pasar. Keempat, melakukan pengawasan dan penghukuman kejahatan ekonomi agar tercipta suatu kepastian usaha bagi semua pihak.
            Dalam menjalankan perannya, Negara memiliki suatu lembaga yang memiliki fungsi pengawasan dan penindakan yaitu hisbah. Pelaksanaan kenegaraan Islam hakikatnya adalah pelaksanaan hukum syariah. Tujuan pelasanaan syariah ini adalah untuk melayani umat dan mencapai kemaslahatan umat. Hal ini semata-mata karena syariat berfungsi sebagai pembawa rahmat bagi umat , bahkan bagi seluruh alam semesta.